Perjalanan mengikuti program PembaTIK 2024 ini menjadi salah satu pengalaman berharga dalam mengembangkan kemampuan teknologi dalam pendidikan, khususnya dalam mengembangkan media pembelajaran. Program PembaTIK terbagi dalam empat level, masing-masing dengan tantangan dan pembelajaran yang berbeda, yang memberikan kesempatan untuk memperluas wawasan dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara efektif di kelas.
Pada Level 1: Literasi TIK
Pada level awal ini, fokus utamanya adalah meningkatkan literasi TIK, seperti penggunaan perangkat lunak dasar, serta media digital. Sebagai guru, saya diajak memahami lebih dalam tentang berbagai perangkat dan aplikasi yang mendukung pembelajaran digital, dari membuat bahan ajar interaktif hingga memanfaatkan platform untuk komunikasi dan kolaborasi. Tantangan terbesar adalah membiasakan diri dengan teknologi yang mungkin jarang digunakan sehari-hari. Namun, dengan sering berlatih dan menerapkan pengetahuan baru ini dalam mengelola materi ajar, saya berhasil lebih memahami dasar-dasar literasi digital. Di level ini, diawal pembelajaranterdapat pre-test kemudian saya mempelajari seluruh rangkaian modul yang disediakan di site pembaTIK level 1, mengikuti sinkronous dan mengumpulkan tugas akhir level 1, serta mengerjakan post test. Berhubung pada tahun 2023 saya sudah pernah mengikuti program pembaTIK dan lulus sampai level 3, sehingga di tahun 2024 terdapat kebijakan baru bagi yang pernah lulus melewati level 2-3 maka mendapatkan tiket pass level 1. Akan tetapi, tetap wajib mengikuti sinkronous.
Pada Level 2: Implementasi TIK
Di level ini, saya diminta untuk menerapkan TIK di kelas. Sebagai guru kimia, saya mencoba mengaplikasikan beberapa media interaktif seperti video, animasi reaksi kimia secara virtual, serta menggunakan kuis interaktif dengan memanfaatkan platform wordwall untuk menilai pemahaman siswa. Tantangan yang muncul adalah keterbatasan akses siswa terhadap perangkat, karena tidak semua siswa memiliki perangkat atau akses internet yang memadai. Untuk mengatasinya, saya atau siswa lainnya dapat berbagi hotspot internet, sedangkan jika terkendala perangkat bisa salingbergantian atau bergabung dengan teman sekelompoknya atau sebangkunya. Seperti halnya pada level 1, di level 2 juga memiliki serangkaian pembelajaran diprogram pembaTIK mulai dari pretes, mempelajari modul-modul, sinkronous, dan mengumpulakn tugas akhir dan mengerjakan post tes.
Berikut ini video tugas akhir pembaTIK level 2 saya,
Pada Level 3: Kreasi
Pada level ini, saya mulai membuat media pembelajaran sendiri. Saya membuat media interaktif untuk menjelaskan konsep-konsep kimia yang kompleks, dan menggunakan animasi sederhana untuk memudahkan pemahaman siswa. Tantangan terbesar adalah keterampilan menggunakan aplikasi Articulate storyline yang dipadukan dengan penggunaan Canva Education dalam membuat desain yang menarik, serta mempublikasi media dari html 5 dan menghubungkannya dengan github merupakan tantangan yang cukup berat bagi saya pada saat itu. Akan tetapi, dengan bermodal tekat, pantang menyerah dan rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan kreasi media tersebut. Maka, dengan berbagai upaya belajar dari berbagai tutorial dari berbagai sumber di youtube dan alhamdulillah saya dapat menyelesaikannya. Dengan menginvestasikan waktu untuk belajar, saya berhasil membuat media pembelajaran interaktif yang dapat dimanfaatkan dan diakses dengan mudah oleh siswa saya dimanapun.
Setelah media pembelajaran telah selesai saya buat, saya bagikan dan implementasikan pada pembelajaran dikelas bersama siswa-siswi saya.
Gambar 1. Implementasi Media Pembelajaran Interaktif pada mata pelajaran Sel Volta
Gambar 2. Testimoni siswa terkait media pembelajaran interaktif yang dikembangkan.
Menurut siswa saya dengan menggunakan media pembelajaran seperti ini, kita itu bisa belajar bareng kemudian kita diberi kesempatan untuk menjelaskan, lebih unik dan lebih inspiratif juga supaya nanti kita bisa lebih aktif dalam pembelajaran, dimana kalau kita aktif kita akan dijamin bisa memahami materi secara mendalam.
Aplikasi Articulate storyline 3 merupakan aplikasi yang termasuk baru saya gunakan dalam membuta media pembelajaran. Karena saya sebelumnya sudah nyaman dan terbisaya menggunakan canva dan microsoft power poin. Saya bersyukur dengan mengikuti kegitan pembaTIK ini secara tidak langsung saya "dipaksa" untuk mengupgrade skill untuk membuta media pembelajaran dengan berbagai aplikasi yang mendukung dalam membuat media pembelajaran yang menarik. Dan masih tidak menyangka bahawa kreasi media pembelajaran interaktif yang saya buat mengantarkan saya lolos masuk level 4 dan menjadi bagian dari 37 peserta yang Sahabat teknologi 2024 dari provinsi Jawa Timur.
Untuk produk kreasi media pembelajaran yang telah saya buat dapat diakses melalui barcode pada gambar dibawah ini
Gambar 3. Deskripsi Media Pembelajaran Interaktif Sel volta
atau bisa juga melalui PMM (platform merdeka mengajar) klik link berikut : Bukti Karya
Pada Level 4: Berbagi dan Kolaborasi
Pada tahap akhir level 4 ini, selain menuntaskan seluruh aktivitas pembelajaran pada kelas daring ini, kami diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran inovatif berbasis TIK berpusat pada murid (student center oriented) yang bersifat kolaboratif dengan memanfaatkan media pembelajaran yang telah dikreasikan pada level 3 dan Platform Teknologi lainnya. Kemudian membagikan praktik baik yang sudah saya lakukan melalui berbagai ruang tatap maya dan tatap muka, serta dokumentasikan melalui vlog dan blog.
Pertama kali dilevel ini saya mengawali dengan berbagi praktik baik saya lakukan di lingkungan tempat saya mengajar yaitu SMAN 1 Waru Sidoarjo yang dihadiri oleh ibu Kepala Sekolah Laila Mufida, S.Pd., M.Pd. dan rekan-rekan guru di SMAN 1 Waru.
Gambar 4. Berdiskusi dan berkolaborasi dengan Kepala sekolah SMAN 1 Waru
Tentunya sebelum saya melakukan presentasi berbagi praktik baik saya, saya meminta ijin terlebih dahulu kepada Kepala sekolah untuk dapat berbagi pengalaman terkait media pembelajaran yang saya kembangkan di level 3 pada event pembaTIK. Kepala sekolah kami sangat support dengan langkah awal saya ini dan saya mendapat ijin untuk berbagi kepada rekan-rekan guru. Selain itu, saya juga berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bagian saran prasarana terkait ijin penggunaan tempat dan sarana untuk dapat saya gunakan untuk mempresentasikan materi berbagi saya.
Gambar 5. Berbagi praktik baik di lingkungan SMAN 1 Waru
Level akhir ini mendorong saya untuk berbagi hasil karya dan pengalaman dengan rekan-rekan guru lain. Selain saya melakukan presentasi kecil melalui berbagi praktik baik di lingkungan tempat saya mengajar. Saya juga berbagi melalui webinar bersama 5 orang sahabat teknologi Jawa Timur 2024 yang berasal dari kabupaten Sidoarjo yaitu saya sendiri Lidya Pancaningtyas. Dari Kabupaten Sumenep yaitu Bapak Edwin Surya Fajar Islami, Dari Kabupaten Tuban yaitu Ibu Sri Wahyuni, Kabupaten Pasuruan yaitu Ibu Aminingtyas, dan dari kabupaten Malang yaitu Bapak Murdyono Eko Wahyono, serta 1 orang duta teknologi provinsi Jawa Timur 2018 yaitu Bapak Rahmad Efendi Teguh Santoso yang terkenal dengan panggilan akrabnya Cak rahmad.
Gambar 6. Flyer webinar berbagi dan berkolaborasi bersama sahabat teknologi 2024
Gambar 7. Menyebarkan flyer ke berbagai grup dan media sosial
Di level 4 ini, kami dikelompokkan dalam grup kecil yang terdiri dari 5 sahabat teknologi 2024 dan 1 duta pembatik. Di grup ini kami saling berkolaborasi dan berdiskusi terkait webinar yang ingin kami selenggarakan pada hari Kamis, 24 Oktober 2024 puku 19.00-21.30 WIB. Kami saling berbagi tugas dalam menyiapkan kegitan tersebut mulai dari menyusun acara, membuat daftra hadir, flyer dan desain sertifikat peserta, siapa saya yang menjadi moderatornya dan mempersiapkan materi presentasi berbagi. Setelah kami membuar flyer dan narasi ajakan untuk kegitan webinar, kami menyebarkan informasi tersebut ke berbagai grup dan media sosial yang kami miliki (Gambar 6 dan 7).
Dan pada tanggal 24 Oktober 2024, tibalah saat kita berbagi praktik baik melalui webinar. Meskipun saya pernah melakukan presentasi secara daring pada saat saya mengikuti program pendidikan profesional guru maupun program pendidikan guru penggerak. Webinar bersama pada sahabat dan duta teknologi ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya karena pertama kali menjadi narasumber dalam suatu seminar online yang disaksikan banyak peserta dari berbagai provinsi (Gambar 8). Berdasarkan data peserta webinar paling banyak berasal dari provinsi jawa timur 86,5 % dan sisanya dari berbagai provisi di Indonesia.
Gambar 8. Statistik data peserta webinar sahabat teknologi 2024
Webinar ini selain melalui gmeet dapat disaksikan melalui live youtube channel Komunitas SRB Jawa Timur.
Dalam webinar ini saya mendapatkan urutan ketiga, setelah pemaparan materi dari sabahat teknologi bapak Murdyono yaitu sahabat teknologi dari kabupaten Malang dan di moderatori oleh ibu Aminingtyas sahabat teknologi dari kabupaten Pasuruan. Dalam webinar ini saya memaparkan materi dengan judul pemanfaatan media pebelajaran interaktif sebagai upaya mewujudkan pembelajaran kimia yang berpihak pada murid (Gambar 9). Judul materi ini saya ambil sesuai dengan tema webinar yang telah disepakati oleh sesama sahabat teknologi terkait Inovasi pembelajaran kolaboratif dengan media interaktif yang berpusat pada murid.
Gambar 9. Webinar sahabat teknologi 2024
Dalam berbagi praktik baik ini, saya memaparkan pemanfaatan media pembelajaran interaktif yang telah saya buat untuk pembelajaran kimia. Pemanfaatan media pembelajaran interaktif sebagai upaya mewujudkan pembelajaran kimia yang berpihak pada murid. Kita tahu bahwa saat ini teknologi selalu mendampingi kebutuhan kita mulai dari media untuk belajar sampai penggunaan media online atau e-commerce. Dalam kaitan dengan pembelajaran saat ini, ketika kita mengajar itu anak-anak cenderung lebih suka melihat hp-nya daripada melihat guru yang di depan kelas. Nah, artinya mereka tidak asing dengan teknologi. Selain itu, kurikulum kita mengharapkan bahwa pembelajaran harusalah yang berpusat pada murid. Hal ini merupakan hal yang positif sekali. Karena bukan zamannya lagi pembelajaran berpusat pada guru, akan tetapi semuanya pembelajaran haruslah pusat pada murid.
Selain itu, dalam proses pembelajaran kita harus tahu bahwa setiap murid ini memiliki profil belajarnya masing-masing yang beragam, baik dilihat dari minatnya maupun dilihat dari gaya belajarnya yang beragam. Ini merupakan suatu tantangan bagi kita untuk memberikan konten-konten pembelajaran melalui media pembelajaran yang variatif agar siswa kita itu lebih semangat untuk belajar.
Kemudian saat ini kita juga harus mempersiapkan keterampilan abad 21 untuk murid-murid kita baik itu mampu berfikir Kritis, kolaboratif, komunikasi maupun kreatif. Keterampilan itu yang akan menjadi dasar dari pembelajaran atau pendidikan yang harusnya kita sampaikan kepada anak-anak. Berdasarkan filosofi terkait dengan pendidikan bahwasanya pendidikan itu haruslah memberikan kemerdekaan dalam belajar, kemudian kita haruslah menuntun anak-anak sesuai dengan zamannya, dengan kodrat alam maupun kodrat zamannya saat ini yakni zamannya digital yang anak-anak sudah tidak asing dengan hal itu karena memang sudah zamannya. Selain itu, tidak lupa ketika menggunakan teknologi, kita juga harus memberikan pengetahuan ke siswa kita terkait dengan etika digital. Inilah salah satu upaya untuk menguatkan karakter positif dari siswa kita.
Gambar 10. Pemaparan materi berbagi pada webinar sahabat teknologi 2024
Pembelajaran haruslah berpihak pada murid karena ini suatu upaya untuk dapat meningkatkan semangat termasuk kemandirian murid dalam pembelajaran selain itu mampu menciptakan peran aktif murid dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik zamannya. Tantangan kita sebagai seorang guru khususnya saya ini membutuhkan konsistensi dalam membuat media pembelajaran termasuk waktu dan skill kita yang memadai ketika kita mau membuat atau mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid. Serta perlunya komitmen yang tinggi dan kesungguhan untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Kita tahu bahwa media pembelajaran itu kita butuhkan, akan tetapi kita harus tahu esensi dari media pembelajaran itu adalah salah satu pembelajaran yang membantu guru dalam menjelaskan materi pembelajaran. Dalam pembelajaran kimia ini sangat berperan sekali media pembelajaran, karena materi kimia ini banyak berkaitan dengan molekul senyawa atau reaksi, sehingga kalau mau menjelaskan secara lisan, anak-anak murid akan sulit atau tidak dapat membayangkan. Perlu adanya media pembelajaran sebagai sarana untuk bisa mengilustrasikan atau mau visualisasikan yang abstrak dalam bentuk pembelajaran interaktif.
Media pembelajaran interaktif merupakan media pembelajaran yang mencakup berbagai sumber yang terintegrasi dan atau menggabungkan beberapa unsur animasi maupun suara dan interaktifnya untuk memfasilitasi pengguna untuk mengontrol pola pembelajarannya sendiri dalam hal ini adalah murid kita. Akan tetapi, yang kita perlu perhatikan juga adalah dengan penggunaan media pembelajaran harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Supaya media yang kita gunakan tepat/ pas arahnya dan mencapai sasaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin kita sampaikan.
Kemudian dipertengahan pemaparan materi barulah saya menyampaikan media pembelajaran interaktif yang saya kembangkan di level 3 pembaTIK pada waktu lalu, yang melalui beberpa tahapan dari pra produksi, produksi dan pascaproduksi. Pada tahapan pra produksi, yang saya lakukan adalah menentukan tujuan pembelajaran dari materi yang saya ingin sampaikan ke murid saya. Kemudian merencanakan bentuk tampilan MPI, menyiapkan aset-aset untuk media pembelajaran, serta memilih aplikasi yang sesuai. Pada tahapan produksi, saya mualai mendesain media pembelajaran dengan menggunakan aplikasi atau platform articulate storyline 3, canva for education, powerpoint dan youtube. Kemudian pada tahapan pasca produksi, saya mempublish media pembelajaran interaktif yang telah saya desain dari articulate storyline 3 kedalam bentuk html 5 dan saya hubungkan dengan Github agar mudah diakses oleh murid saya dimanapun.
Gambar 11. Pemaparan materi berbagi pada webinar sahabat teknologi 2024
Pengalaman dan Tantangan dalam berbagi di webinar ini adalah meningkatkan rasa percaya diri dalam mempresentasikan hasil karya kepada khalayak luas. Pengalaman ini sangat berharga karena selain dapat berbagi ilmu, saya juga belajar dari pengalaman guru dan sahabat teknologi lainnya di daerah yang berbeda.
Berpraktik baik yang sudah saya lakukan melalui berbagai ruang tatap maya dan tatap muka, saya dokumentasikan dalam blog ini dan juga saya dokumentasikan melalui vlog berikut:
Dampak dan Pembelajaran
Mengikuti program PembaTIK 2024 memberikan dampak yang positif dalam proses pembelajaran. Dengan TIK, siswa menjadi lebih tertarik dan lebih aktif berpartisipasi dalam kelas. Mereka tidak hanya mengandalkan buku teks, tetapi juga belajar dari video, media interaktif, dan kuis/ evaluasi interaktif yang saya buat. Program ini juga mengajarkan saya untuk terus berkembang dan tidak berhenti belajar demi meningkatkan kualitas pembelajaran.
Di era digital, guru diharapkan mampu mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa abad ke-21 yang lebih aktif, kolaboratif, dan kreatif. Salah satu strategi yang efektif adalah model pembelajaran berbasis TIK yang berpusat pada murid (student-centered), khususnya dengan pendekatan kolaboratif. Berikut adalah beberapa penerapan inovatif yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran kimia dengan memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar dan teknologi lain yang tersedia.
1. Model Pembelajaran Kolaboratif Berbasis TIK
Dalam model pembelajaran kolaboratif yang berpusat pada siswa, peran guru adalah sebagai fasilitator. Pembelajaran berfokus pada pemecahan masalah, diskusi kelompok, serta eksplorasi mandiri dengan dukungan teknologi. Penggunaan TIK memungkinkan siswa mengakses sumber belajar, berdiskusi secara daring, dan berkolaborasi lintas kelas bahkan lintas sekolah.
Di Platform Merdeka Mengajar, guru dapat memanfaatkan fitur kelas digital untuk mengelola pembelajaran berbasis proyek. Dalam pembelajaran kimia, misalnya, siswa bisa dikelompokkan untuk melakukan proyek penelitian kecil tentang “kearifan lokal dalam pengolahan bahan kimia alami” yang mereka temukan di sekitar lingkungan mereka, seperti pembuatan gula aren atau minyak kelapa. Setiap kelompok dapat mendokumentasikan temuan mereka dalam bentuk laporan digital, video, atau infografis yang diunggah dalam kelas digital tersebut.
2. Dokumentasi Aktivitas Tatap Maya/Muka
Untuk memperkuat pemahaman siswa, pertemuan tatap maya atau tatap muka dapat dilakukan secara berkala. Misalnya, pada awal proyek, guru melakukan diskusi melalui aplikasi video conference untuk memberikan pengarahan awal. Pada pertemuan ini, siswa dapat mengemukakan ide awal dan bertukar pikiran tentang teknik atau langkah-langkah yang dapat mereka lakukan dalam penelitian.
Selain itu, selama proses pembelajaran tatap muka, dokumentasi berupa video atau foto dapat diambil untuk merekam aktivitas siswa, terutama saat mereka melakukan eksperimen di laboratorium atau observasi di lapangan. Dokumentasi ini dapat diunggah ke blog kelas atau platform belajar untuk diakses siswa lain, sehingga siswa bisa belajar dari pengalaman teman-temannya.
3. Implementasi Inovasi Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal
Mengangkat kearifan lokal dalam pembelajaran sains adalah langkah strategis untuk membangkitkan kesadaran budaya sekaligus memberikan kontekstualisasi yang relevan bagi siswa. Misalnya, siswa dapat melakukan studi tentang pembuatan bioetanol dari singkong atau limbah tanaman lokal yang biasa diolah oleh masyarakat sekitar. Penggunaan teknologi dalam dokumentasi proses dan hasil observasi dapat meningkatkan keterampilan TIK mereka sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya lokal.
Untuk mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal ini, Platform Merdeka Mengajar memungkinkan guru membagikan materi ajar hasil pengembangan kolaboratif bersama siswa. Setiap hasil penelitian dan dokumentasi yang dilakukan dapat dipresentasikan melalui fitur kelas digital, yang mendukung komunikasi dua arah antara siswa dan guru secara daring.
4. Pemanfaatan Blog Sebagai Media Pembelajaran
Blog adalah sarana efektif bagi guru untuk memublikasikan materi ajar sekaligus memberikan ruang bagi siswa untuk berbagi karya mereka. Sebagai guru kimia, Anda bisa mengisi blog dengan artikel yang relevan dengan materi kimia dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, topik tentang proses elektrolisis dalam pembuatan logam murni bisa dikaitkan dengan praktik penambangan lokal, disertai dengan ulasan mengenai dampak lingkungannya.
Siswa juga bisa diminta untuk menulis artikel atau laporan hasil riset mereka yang akan diterbitkan di blog kelas. Dengan cara ini, siswa belajar untuk bertanggung jawab atas hasil karya mereka, mengasah kemampuan literasi digital, dan memperluas wawasan mereka. Pembelajaran yang dilakukan melalui blog pun memberikan dampak positif karena siswa merasa bahwa hasil belajar mereka akan dilihat oleh publik yang lebih luas.
5. Hasil yang Diharapkan
Implementasi pembelajaran kolaboratif berbasis TIK ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan bekerja sama, dan kepercayaan diri siswa dalam berinovasi. Dengan pendekatan yang berpusat pada siswa dan berbasis proyek, serta dukungan Platform Merdeka Mengajar, siswa menjadi lebih aktif dalam belajar, lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, dan mampu mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari dalam kehidupan nyata.