Sabtu, 25 Maret 2017

HIROLISIS GARAM


Pengertian Hidrolisis

Hidrolisis berasal dari kata hidro dan lisis. Hidro artinya air, sedangkan lisis artinya penguraian. Jadi, hidrolisis adalah reaksi penguraian dalam air. Hidrolisis garam adalah reaksi penguraian garam dalam air membentuk ion positif da ion negatif. Ion-ion tersebut akan bereaksi dengan air membentuk asam (H3O+) dan basa (OH-) asalnya.
Reaksi hidrolisis berlawanan dengan reaksi penggaraman atau reaksi penetralan. Reaksi penggraman yaitu reaksi antara asam dengan basa yang menghasilkan garam. Garam yang dihasilkan tidak selalu bersifat netral, tetapi tergantung kekuatan asam dan basa pembentuk garam tersebut.
Larutan garam yang dapat terhidrolisis menunjukkan ciri-ciri tertentu, misalnya perubahan warna kertas lakmus. 

Hidrolisis Garam

 Sumber:klik disini

Sifat garam yang terhidrolisis
Setiap garam mempunyai komponen basa (kation) dan asam (anion). Sebagian asam dan basa tergolong elektrolit kuat (asam kuat dan basa kuat), sedangkan sebagian lainnya tergolong elektrolit lemah (asam lemah dan basa lemah). Contoh asam kuat yaitu H2SO4, HCl, HNO3, HI, HBr dan HClO4. contoh basa kuat yaitu semua basa logam alkali dan semua basa logam alkali tanah. Garam yang berasal dari basa kuat dan asam kuat relatif lemah atau bahkan tidak dapat bereaksi sama sekali dengan air. Sedangkan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah relatif kuat bereaksi dengan air.
  • garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, tidak bisa terhidrolisis dan  bersifat netral
  • garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa, dan terhidrolisis sebagian
  • garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam dan terhidrolisis sebagian
  • garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, dapat terhidrolisis total. Akan bersifat asam jika Ka >Kb, bersifat basa jika Ka<Kb, dan bersifat netral jika Ka=Kb
     
 















Penerapan Hidrolisis Garam dalam Kehidupan Sehari-Hari.

Agar tanaman tumbuh dengan baik, maka pH tanaman harus dijagam pH tanah di daerah pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Oleh karena itu diperlukan pupuk yang dapat menjaga pH tanah agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya para petani menggunakan pelet padat (NH4)2 SO4 untuk menurunkan pH tanah. Garam (NH4)2 SO4 bersifat asam, ion NH 4+ akan terhidrolisis dalam tanah membentuk NH3 dan H+ yang bersifat asam.

Kita juga sering memakai bayclin atau sunklin untuk memutihkan pakaian kita. Produk ini mengandung kira-kira 5 % NaOCl yang sangat reaktif sehingga dapat menghancurkan pewarna, sehingga pakaian menjadi putih kembali. Garam ini terbentuk dari asam lemah HOCl dengan basa kuat NaOH. Ion OCl - terhidrolisis menjadi HOCl dan OH-, sehingga garam NaOCl bersifat basa.

Kuis

Jumat, 24 Maret 2017

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

  Definisi Larutan Penyangga

Larutan penyangga adalah larutan yang pH-nya hampir tetap walaupun ditambahkan sedikit asam, basa, atau diencerkan. Larutan penyangga disebut juga larutan buffer atau dapar.

Ada 2 macam larutan penyangga:
1. Larutan penyangga asam

Larutan penyangga yang dapat mempertahankan pH pada daerah asam (pH<7) 
Larutan seperti ini dapat terjadi dari:
a. Campuran asam lemah dengan garamnya
   Contoh: CH3COOH + CH3COONa
          H2CO3 + NaHCO3 
b.  Campuran asam lemah dan basa kuat, terdapat sisa asam lemah
   Contoh: campuran 100 ml CH3COOH 0,1 M + 50 ml NaOH 0,1 M

2.    Larutan penyangga basa
Larutan penyangga yang dapat mempertahankan pH pada daerah basa (pH>7))
Larutan seperti ini dapat terjadi dari:
a. Campuran basa lemah dengan garamnya
   Contoh: larutan NH3 + NH4Cl 
b.    Campuran basa lemah dan asam kuat, terdapat sisa basa lemah 
   Contoh: campuran 100 ml NH3 0,1 M + 50 ml HCl 0,1 M

Cara membuat larutan penyangga


Untuk mengetahui cara pembuatan larutan penyangga, perhatikan video berikut:
Sumber video: klik disini



Prinsip kerja sistem larutan penyangga


Pada larutan penyangga asam : 
  • Jika ditambahkan asam, ion H+ dari asam tersebut akan dinetralkan oleh ion dari basa konjugasi dalam larutan.
  • Jika ditambahkan basa, ion H+ basa tersebut akan dinetralkan oleh ion asam dalam larutan


Misalnya, dalam larutan penyangga antara CH3COOH dan CH3COO- ditambahkan sedikit asam, ion H+ asam akan bereaksi dengan ion CH3COO- dan membentuk CH3COOH sehingga pH larutan relatif tetap.

H+ + CH3COO- --> CH3COOH


Begitu juga jika ke dalam larutan ditambahkan sedikit basa, ion OH- basa akan dinetralkan oleh CH3COOH, sehingga pH larutan relatif tetap.

OH- + CH3COOH -->  CH3COO- + H2O





















Pada larutan penyangga basa:
  • Jika ditambah asam, ion H+ asam tersebut akan dinetralkan oleh basa dalam larutan.
  • Jika ditambah basa, ion OH- basa tersebut akan dinetralkan oleh asam konjugasi dalam larutan.

Misalnya, dalam larutan penyangga antara NH4OH dan NH4Cl ditambahkan sedikit asam, ion H+ asam akan dinetralkan dengan NH4OH sehingga pH larutan relatif tetap.

H+ + NH4OH -->  NH4+ + H2O


Begitu juga jika ke dalam larutan ditambahkan sedikit basa, ion OH- basa akan bereaksi dengan ion NH4+ membentuk NH4OH sehingga pH larutan relatif tetap.

OH- + NH4+  -->  NH4OH



Perhitungan pH larutan penyangga 

1. Larutan penyangga bersifat asam 
Larutan penyangga yang bersifat asam dibuat dari campuran asam lemah dengan basa konjugasinya.




 


Jika valensi basa konjugasi yg diikat garam (n) lebih dari 1 , maka: 




 
Jika larutan penyangga berasal dari campuran asam lemah berlebih dan basa kuat, maka: 










 2. Larutan penyangga bersifat basa
Larutan penyangga yang bersifat basa dibuat dari campuran basa lemah dengan asam konjugasinya.





 
Jika valensi asam konjugasi yg diikat garam (n) lebih dari 1 , maka:






 

Jika larutan penyangga berasal dari campuran basa lemah berlebih dan asam kuat, maka:







   





















































Sifat larutan penyangga
pH larutan penyangga tidak berubah terlalu signifikan dengan adanya perubahan sedikit asam atau basa dan pengaruh pengenceran. Tetapi akan berubah apabila diberikan asam kuat dan basa kuat yang relatif banyak.

Pengaruh penambahan sedikit asam/ basa pada larutan penyangga
   Misalkan:
   Campuran 500 mL CH3COOH 0,1 M dan 500 mL CH3COONa 0,1 M
   (Ka CH3COOH=1,8 x 10-5)
   mol CH3COOH = 500 x 0,1 = 50 mmol
   mol CH3COONa =500 x 0,1 = 50 mmol








* Jika pada campuran ditambahkan 5 mL CH3COOH 0,1 M, maka molaritas asam berubah.
mol asam= 50 + (5-0,1)=50,5 mmol







* Jika pada campuran ditambahkan 5 mL NH4OH 0,1 M, maka NH4OH akan bereaksi dengan CH3COOH
mol NH4OH= V x M = 5 x 0,1 = 0,5 mmol
mol CH3COOH sisa= mol semula-mol NH4OH
                =  50-0,5 =49,5 mmol
mol CH3COO- = 50 + 0,5 = 50,5 mmol





* Jika dilihat dari perubahan pH kecil sekali meskipun ditambahkan sedikit asam ataupun basa, sehingga dapat diabaikan dan pH dianggap tetap


Pengaruh pengenceran pada larutan penyangga
   Misalkan:
   Sebanyak 100 mL NH4OH 0,2 M dicampur dengan 100 mL NH4Br 0,1 M, 
   kemudian  campuran ditambah air hingga mencapai 1 L. 
   Tentukan pH sebelum dan setelah diencerkan ! (Kb NH4OH= 1,8 x x 10-5)
* mol NH4OH= V. M= 100 x 0,2 = 20 mmol
       mol NH4Br= 100 x 0,1 = 10 mmol


 




* Setelah pengenceran, volume larutan =200 mL +800 mL = 1000 mL
  
  









Jadi, pada pengenceran lima kali (200 mL menjadi 1000 mL) tidak mengubah harga
   pH larutan penyangga.

   Daya penahan larutan penyangga tergantung pada jumlah mol dan perbandingan mol 
   dari komponen pengganti dengan ketentuan sebagai berikut: 
  1. Perbandingan mol antara komponen larutan penyangga sebaikknya antara 0,1 hingga 10, diluar perbandingan itu maka sifat larutan penyangga akan berkurang 
  2. Makin banyak jumlah mol komponen penyangga, makin besar kemampuannya mempertahankan pH. Jika asam terlalu sedikit, maka pada perubahan sedikit basa dapat mengubah pH. Jika komponen basa terlalu sedikit, maka perubahan sedikit asam akan mengubah pH-nya. 
Peran larutan penyangga 
   Sistem larutan penyangga banyak diperlukan pada berbagai reaksi yang memerlukan pH tetap. Larutan penyangga memiliki peran dalam tubuh makhluk hidup dan juga dipergunakan dalam berbagi bidang seperti kimia analitik, biokimia, bakteriologi, obat-obatan (farmasi), fotografi, industri kulit, zat warna, industri makanan, pertanian, dan pengolahan limbah industri.
Berikut beberapa peran larutan penyangga :
1.     Kerja enzim hanya efektif pada pH tertentu, berarti memerlukan sistem penyangga.
2.   Untuk mempertahankan pH biakan murni diperlukan sistem penyangga dari NaH2PO4 dan Na2HPO4
3.  Pada cairan didalam sel (intrasel) tubuh diperlukan sistem penyangga dari pasangan asam-basa konjugasi dihidrogenfosfat dan monohidrogenfosfat (H2PO4- dan HPO42-).

4.    Pada cairan antar sel (ekstrasel) dalam tubuh (darah) diperlukan sistem penyangga dari H2CO3 dan HCO3-. Untuk mempertahankan pH darah sekitar 7,35–7,45. Apabila pH darah lebih dari 7,45 akan mengalami alkalosis, akibatnya terjadi hiperventilasi/ bernapas berlebihan. Apabila pH darah kurang dari 7,35 akan mengalami asidosis akibatnya dapat mengganggu jantung, ginjal, hati dan pencernaan.
5.    Dalam bidang obat-obatan (farmasi) misalnya obat suntik dan obat tetes mata. Obat tetes mata yang kita gunakan sehari-hari juga menggunakan sistem larutan penyangga agar pada saat di teteskan ke mata manusia, dapat diterima oleh kondisi tubuh manusia. Suasana pH pada obat tetes mata tersebut disesuaikan dengan kondisi pH cairan tubuh manusia agar tidak menimbulkan bahaya. Untuk pH obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis pada darah. 

6.    Dalam industri makanan, untuk menjaga pH makanan olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak / teroksidasi (asam benzoat dengan natrium benzoat).

7.    Asam sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan atau pengatur keasaman. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan adalah E330. Garam sitrat dengan berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan logam tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen makanan.

8.    Kemampuan asam sitrat untuk mengkelat logam menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan mengkelat logam pada air sadah, asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan.