Minggu, 19 Maret 2017

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN



1. Tekanan Uap Larutan
   Tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh suatu zat disebut tekanan uap zat. Besarnya tekanan uap bergantung pada jenis zat dan suhu. Zat yang memiliki gaya tarik menarik antar partikel relatif besr, berarti sukar menguap dan mempunyai tekanan uap yang relatif rendah, contohnya garam,gula, glikol dan gliserol. Sebaliknya zat yang memilki gaya tarik menarik antar partikel relatif lemah, berarti mudah menguap dan mempunyai tekanan uap yang relatif tinggi seperti etanol dan eter.
Jika zat terlarut bersifat volatil, maka uap di permukaan larutan terdiri atas uap pelarut dan uap zat terlarut. Jika zat terlarut sukar menguap, maka uap di permukaan larutan hanya terdiri dari uap zat pelarut saja.
Jadi zat terlarut mengurangi kecenderungan pelarut untuk menguap
Zat terlarut yang sukar menguap akan menurunkan tekanan uap pelarut
P = Po x Xp
P = tekanan uap larutan
Po = tekanan uap pelarut murni
Xp = fraksi mol pelarut

2. Kenaikan titik didih larutan
  Melalui percobaan telah diketahui bahwa larutan dari zat-zat yang sukar menguap mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada pelarutnya. Sebagai contoh larutan garam mendidih pada suhu di atas 100oC.
Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarutnya disebut kenaikan titik didih (∆Tb = boilling  point elevation)
∆Tb= Tb larutan – Tb pelarut
∆Tb = Kb x m
Kb =  tetapan penurunan titik beku molal
m =  kemolalan larutan

Diagram fase atau diagram P-T


                Gambar 1. Diagram P – T air dan suatu larutan berair





Pengaruh zat terlarut nonelektrolit yang tidak mudah menguap adalah menurunkan tekanan uap, menaikkan titik didih, dan menurunkan titik beku.

4. Tekanan osmotik larutan
Π = M . R . T              (larutan non elektrolit)
Π = M . R . T  . i         (larutan elektrolit)
Π = tekanan osmotik (atm)
M = molaritas (M)
R = tetatapan gas ideal = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu (K)
i =  faktor van’t Hoff


Sifat koligatif larutan elektrolit dibandingkan dengan larutan non elektrolit 
   Untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit mengandung jumlah partikel lebih banyak dari pada larutan non elektrolit. Oleh karena itu larutan elektrolit mempunyai sifat kolgatif lebih besar dari pada sifat koligatif larutan non elektrolit. Perbandingan antara harga sifat koligatif yang terukur dari suatu larutan elektrolit dengan harga sifat koligatif yang diharapkan dari suatu larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama disebut faktor van’t Hoff. Oleh karena pertambahan sifat koligatif larutan elektrolit sebanding dengan pertambahan jumlah partikel dalam larutan, maka rumus sifat koligatif untuk larutan elektrolit menjadi:
∆P = Po x Xt x i
∆Tb = Kb x m x i
∆Tf = Kf x m x i
Π   = M  x R x T x i
i = 1 + (n-1) α
n = jumlah ion
α = derajat ionisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar